Kisah ini berawal di
pertengahan tahun 1990. Kenapa pertengahan tahun...karena sudah tradisi bahwa
pertengahan tahun adalah waktunya memasuki tahun ajaran baru. Bagi saya, tahun
tersebut bukan hanya memasuki tahun ajaran baru tapi juga belajar di sekolah baru.
Sekolah dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP (Sekolah Menengah
Pertama). Pertengahan tahun 1990 saya diterima di SMP pilihan saya, SMP Negeri
7 Bandung yang berlokasi di jalan Ambon 23.
Selama tiga tahun
belajar di SMP 7, ada banyak hal yang saya dapatkan. Suasana belajar yang
berbeda dengan suasana saat masih duduk di bangku sekolah dasar yaitu
- Tiap ganti mata pelajaran maka gurunya pun berganti.
- Ulangan harian di selembar kertas.
- Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam.
- Teman-teman yang lebih banyak dengan karakternya yang berbeda-beda.
- Dan..jajanan yang lebih bervariasi. (heuheu..hidup itu kurang seru kalau tidak ada jajanan)
Kenangan 1990-1993 yang
saya ingat adalah saat saya dan teman-teman sering jajan di Badranaya yang berlokasi
di jl. Aceh. Tak jauh dari sekolah. Sayangnya sekarang tempat itu sudah berubah
menjadi hotel. Selain tempat tersebut, ada juga pedagang mie baso Mang Tori.
(trus..dimana sekarang Mang Tori? Ada yang tahu?)
Yang suka menu soto, ada penjual soto yang dagang dekat kantor pos. Namanya Sogo alias Soto Gope (haaiiisss...sungguh sebuah nama yang unik). Tak jauh dari situ ada tempat makan dengan menu gudeg yang merupakan cikal bakal Gudeg Banda. (Salah satu kekayaan kuliner di kota Bandung)
Trus..trus...siapa sih
guru favorit selama SMP? Bukan cuma guru favorit tapi juga guru galak. Siapa
sih yang dulu suka dicubit kalau atribut seragamnya tidak lengkap? (dasi, logo
osis, nama di seragam, identitas sekolah di lengan kanan). Jawabannya pasti
beragam. Semoga guru-guru kita dalam keadaan sehat wal afiat.
Hingga akhirnya hadirlah telepon genggam yang diikuti oleh media sosial facebook dengan fasilitas grup. Dua media itu menjadi alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Mendekatkan yang jauh. Maklumlah..masing-masing sudah memiliki kehidupannya sendiri yang mengakibatkan sulitnya untuk bertemu secara fisik alias kopi darat.
Tak terasa sudah 23 tahun lamanya lulus dari SMP. Tentu saja saya dan teman-teman sudah mengalami perkembangan. Tanggal 8 Oktober 2016 diadakan reuni di kampus tercinta. Oww...serasa jadi anak SMP kembali. Apalagi keadaan di bagian dalam banyak yang berubah. Jadi pangling. Bukan cuma pangling dengan keadaan lokasi. Pangling juga dengan teman-teman lama. Jangan heran saat bertatap muka, satu sama lain saling bertanya “Ini siapa, ya?” “Dulu dari kelas mana?” Kepanglingan itu 'memaksa' untuk langsung membuka-buka buku alumni saat sampai di rumah untuk mengenali kembali teman-teman lama.
Tapi...ada momen yang mengharukan. Ada beberapa teman yang tidak bisa hadir karena sudah berpulang ke haribaan Nya. (Beristirahatlah dengan tenang, kawan).
Apakah sesudah reuni ‘say
good bye’ begitu saja? Oh..tentu tidak..
Reuni 23 tahun merupakan ‘pre silver reunion’ yang akan dilaksanakan dua tahun
yang akan datang. Seperti apa konsep ‘silver reunion’? Kita tunggu saja. So,
guys...see you in the next two years. Hopefully, the silver reunion will be
more cheerfull. Can’t hardly waiting.